Notification

×

Iklan

Iklan

Hotman Paris : Ayah Vina Cirebon Nelayan, Sering Nangis Tiap Lihat Kepiting

Rabu, 22 Mei 2024 | Mei 22, 2024 WIB Last Updated 2024-05-22T05:15:44Z
Jakarta, -- Pengacara Hotman Paris Hutapea mengungkapkan ayah almarhumah Vina di Cirebon bernama Wasnadi seringkali menangis ketika melihat kepiting, lantaran menjadi makanan kesukaan anaknya yang sudah meninggal dunia.
Ia menjelaskan Wasnadi sehari-hari bekerja sebagai nelayan dan kerap menemukan kepiting.

Yang menyedihkan juga waktu saya ketemu bapak almarhumah. Bapak almarhumah ini nelayan, setiap melihat kepiting dia nangis. Putrinya ini suka kepiting. Dan ibu almarhumah TKW di Malaysia," kata Hotman dalam postingan di Instagram pribadinya @hotmanparisofficial.

Hotman lantas meminta kepada presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menjamu keluarga almarhumah Vina untuk makan dengan menu kepiting. Ia melihat belakangan ini keluarga Vina sudah tidak ada yang mau menolongnya lagi untuk memperoleh keadilan hukum.

"Dalam kesempatan ini kalau sudah tidak ada yang menolong mereka, mohon kepada Pak Prabowo menjamu mereka makan siang atau makan malam dengan dihidangkan kepiting kesukaan putrinya, kesukaan almarhumah. Bapaknya nangis menceritakan itu kepada Hotman," kata dia

Tak hanya itu, Hotman juga meminta kepada Polda Jabar untuk memproses secara pidana kepada para oknum yang menghalang-halangi penyidikan kasus Vina. Terlebih, bagi para oknum yang menganggap kasus Vina sekadar kecelakaan tunggal.

Ia menegaskan kematian yang dialami oleh Vina delapan tahun lalu itu bukan kecelakaan tunggal, melainkan pembunuhan.

"Oknum yang coba halangi penyidikan untuk temukan tiga pelaku DPO, yang oknum katakan ini kecelakaan tunggal di jalan raya. Mohon segera diproses pidana oknum-oknum tersebut. Karena kalau dibaca BAP ini terang benderang tanpa ada rekayasa," kata dia.

Kasus pembunuhan Vina belakangan jadi sorotan lagi setelah kisahnya diangkat dalam film layar lebar. Pada 27 Agustus 2016 atau delapan tahun lalu Vina (16) dan kekasihnya, Eki (16) dibunuh kelompok bermotor.


Delapan pelaku telah diadili, tetapi tiga orang lainnya masih menghirup udara bebas hingga kini. Mereka adalah Pegi alias Perong, Andi, serta Dani. Polda Jabar telah merilis ketiga orang itu dalam daftar pencarian orang (DPO).

Kepolisian juga menegaskan terus menyelidiki kasus. Bareskrim Polri pun ikut turun tangan mengerahkan tim asistensi untuk membantu Polda Jabar mencari ketiga pelaku.

Tim Redaksi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update